Natas Angin

Jumat, 16 Oktober 2020
Posted by Olga Yogantara


 

CAP 5 : Menghalalkan

Kamis, 14 Maret 2019
Posted by Olga Yogantara
CAP 5 : Menghalalkan

Mencoba berdiri di atas bukit
Bercerita tentang langit
Menahan rasa sakit
Mencari cara menghilangkan pahit

Setega itu kah bintang
Meninggalkan bulan tersenyum di kejauhan

Melihat sinar di balik kegelapan
Menulis cerita 'tuk kau dengarkan
Mengiris rindu kesendirian

Ku lepaskan
Harapan kepalsuan
Mahkota mentari mulai menyapa
Ku pergi dalam diam
Tapi ku titipkan nama di setiap doa

Sudikah kau di sana?
Perhiasan Dunia
Bidadari Surga
Semoga niat Menghalalkan
Akan berakhir kebahagiaan

Bertahan dan Beralih

Jumat, 06 Januari 2017
Posted by Olga Yogantara

Ketika kata menjadi rangkaian bait puisi
Mulut yang tak mampu mengucap tak dapat ditangisi
Bertanya, apakah kertas ini mampu menjadi pengantar hati?
Hanya pena yang mampu mengerti

Syair sang pujangga hanya seni yang tak kau pahami
Awan yang beriringan pun menghadapi sang mentari
Hanya bisa menutup tak dapat menyelimuti

Jika suatu saat mulutku bicara
Ada suatu tanya,
Apakah diri ini pantas untuk menunggu dan bertahan, atau kah pergi dan beralih ke hati yang lainnya?
Bukan mata atau telinga yang menjawab
Tapi takdir yang menentukan kita

Wahai bunga mawar putih
Sesuci apapun warna putih, putih bersih
Tapi engkau tetap mawar, mawar yang berduri
Yang dapat menyakiti siapapun yang mendekati

Angsa Putih 2

Selasa, 09 Februari 2016
Posted by Olga Yogantara
Angsa Putih 2 Malam telah tinggal satu hembusan Tersenyum rembulan berselimut awan kelabu Sang bintang bersembunyi melawan rasa rindu bumi Bertahtakan angan yang ingin menggapai langit gelap Terbit dari ufuk timur bermahkotakan cahaya raja Berkilau aliran sungai dalam hati Menetes mesra embun pagi Kutanamkan melati tanda kesucian Kupetikkan mawar tanda kesungguhan Memang mereka hanyalah bunga-bunga tanpa asa Sesungguhnya adalah kasih dan sayang Yang bertalikan kelembutan nafas Jika janji dapat melambangkanku Tangan ini menjadi saksi di depan-Nya Mata ini pun membuta tak terlihat noda hitam Meminta ujung dari perjalanan hidup Terlalu kuncup untuk saat ini? Bukan, namun satu hati ini bukan untuk menoleh kembali Jika segores cinta ini bertahan dipuncak mimpi Itu hanyalah aku yang mencoba memekarkan sayap untuk menjemputmu Wahai angsa putih yang dahulu pernah terbang tinggi Kini akan selalu menunggu di tengah danau jingga sore

puisi cinta

Senin, 30 November 2015
Posted by Olga Yogantara
bulan bertanya bulan bertanya "kamu sedang apa?" bintang menjawab "aku sedang bersedih karena dirimu" bulan bertanya "salahkah hamba di mata engkau?" bintang menjawab "tidak ada yang salah diantara kita" bumi diam melihat mereka kenapa dua sejoli selalu bersama setiap malam bertengkar tanpa tahu siapa yang mulai luka menjadi jawaban ketiganya hanya goresan pisau kecil tanpa arti yang mengerti tanpa tahu betapa pedih rasa itu hanya mampu berucap tanpa takdir yang menjadi acuan percaya, hidup tidak selalu ditentukan takdir terkadang takdir yang harus ditentukan kedua insan

puisi cinta sedih

Posted by Olga Yogantara
tangan tak berarti mendung mulai tampak dari ufuk barat beririgan mendatangi tangisan ini senyuman mentari sudah pupus ditelan awan kelabu pagi tadi cahaya suci dari tatapan matamu memudar dengan rintihan embun burung-burung bersembunyi di pohon takut melihat kesedihanmu aku usap pipi lembut milikmu namun semua sudah tak berarti lagi karena cinta sudah pergi tangan ini sudah tak berarti menjadi berdebu dimakan zaman bermahkotakan kesedihan

Aku pulang kepangkuan-Mu

Jumat, 10 Oktober 2014
Posted by Olga Yogantara
Aku pulang kepangkuan-Mu Di saat detik-detik hembusan nafas ini Aku hanya berdoa kepada-Mu Aku hanya meminta, bersujud menyembahmu Ya Allah Ya Tuhanku Silahkan kau ambil nyawa hambamu yang penuh dosa Silahkan kau minta kembali diriku ini Namun, ku mohon Ya Allah Ambillah nyawaku ini di saat aku berada di dekat kedua orangtuaku Jemputlah aku di saat aku berada di samping mereka Aku tidak mau selama hidup dan matiku hanya menyusahkan Ibu Aku tidak mau selama hidupku selalu membuat Ibuku menangis Aku tidak mau selama hidupku selalu membuat Ayah jauh dari keluarga Hanya karena ingin membuatku menjadi orang yang berguna Hanya karena ingin membuatku menjadi kebanggaan keluarga Ibu, Ayah, Maafkan anakmu yang selalu menyusahkan kaliyan Yang tidak pernah membuat kaliyan bangga Aku belum bisa memberikan hadiah kecil untuk kaliyan Aku belum bisamemberikan senyuman diwajah kaliyan di depanku Maafkan anakmu ini Ya Allah, jika kau mengambil nyawaku, maka hamba mohon Pertemukan hamba dengan semua orang yang menyayangiku
Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Olga Yogantara -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -