CAP 5 : Menghalalkan
Mencoba berdiri di atas bukit
Bercerita tentang langit
Menahan rasa sakit
Mencari cara menghilangkan pahit
Setega itu kah bintang
Meninggalkan bulan tersenyum di kejauhan
Melihat sinar di balik kegelapan
Menulis cerita 'tuk kau dengarkan
Mengiris rindu kesendirian
Ku lepaskan
Harapan kepalsuan
Mahkota mentari mulai menyapa
Ku pergi dalam diam
Tapi ku titipkan nama di setiap doa
Sudikah kau di sana?
Perhiasan Dunia
Bidadari Surga
Semoga niat Menghalalkan
Akan berakhir kebahagiaan
Mencoba berdiri di atas bukit
Bercerita tentang langit
Menahan rasa sakit
Mencari cara menghilangkan pahit
Setega itu kah bintang
Meninggalkan bulan tersenyum di kejauhan
Melihat sinar di balik kegelapan
Menulis cerita 'tuk kau dengarkan
Mengiris rindu kesendirian
Ku lepaskan
Harapan kepalsuan
Mahkota mentari mulai menyapa
Ku pergi dalam diam
Tapi ku titipkan nama di setiap doa
Sudikah kau di sana?
Perhiasan Dunia
Bidadari Surga
Semoga niat Menghalalkan
Akan berakhir kebahagiaan
Ketika kata menjadi rangkaian bait puisi
Mulut yang tak mampu mengucap tak dapat ditangisi
Bertanya, apakah kertas ini mampu menjadi pengantar hati?
Hanya pena yang mampu mengerti
Syair sang pujangga hanya seni yang tak kau pahami
Awan yang beriringan pun menghadapi sang mentari
Hanya bisa menutup tak dapat menyelimuti
Jika suatu saat mulutku bicara
Ada suatu tanya,
Apakah diri ini pantas untuk menunggu dan bertahan, atau kah pergi dan beralih ke hati yang lainnya?
Bukan mata atau telinga yang menjawab
Tapi takdir yang menentukan kita
Wahai bunga mawar putih
Sesuci apapun warna putih, putih bersih
Tapi engkau tetap mawar, mawar yang berduri
Yang dapat menyakiti siapapun yang mendekati
Angsa Putih 2
Malam telah tinggal satu hembusan
Tersenyum rembulan berselimut awan kelabu
Sang bintang bersembunyi melawan rasa rindu bumi
Bertahtakan angan yang ingin menggapai langit gelap
Terbit dari ufuk timur bermahkotakan cahaya raja
Berkilau aliran sungai dalam hati
Menetes mesra embun pagi
Kutanamkan melati tanda kesucian
Kupetikkan mawar tanda kesungguhan
Memang mereka hanyalah bunga-bunga tanpa asa
Sesungguhnya adalah kasih dan sayang
Yang bertalikan kelembutan nafas
Jika janji dapat melambangkanku
Tangan ini menjadi saksi di depan-Nya
Mata ini pun membuta tak terlihat noda hitam
Meminta ujung dari perjalanan hidup
Terlalu kuncup untuk saat ini?
Bukan, namun satu hati ini bukan untuk menoleh kembali
Jika segores cinta ini bertahan dipuncak mimpi
Itu hanyalah aku yang mencoba memekarkan sayap untuk menjemputmu
Wahai angsa putih yang dahulu pernah terbang tinggi
Kini akan selalu menunggu di tengah danau jingga sore
bulan bertanya
bulan bertanya
"kamu sedang apa?"
bintang menjawab
"aku sedang bersedih karena dirimu"
bulan bertanya
"salahkah hamba di mata engkau?"
bintang menjawab
"tidak ada yang salah diantara kita"
bumi diam melihat mereka
kenapa dua sejoli selalu bersama setiap malam
bertengkar tanpa tahu siapa yang mulai
luka menjadi jawaban ketiganya
hanya goresan pisau kecil tanpa arti yang mengerti
tanpa tahu betapa pedih rasa itu
hanya mampu berucap tanpa takdir yang menjadi acuan
percaya, hidup tidak selalu ditentukan takdir
terkadang takdir yang harus ditentukan kedua insan
tangan tak berarti
mendung mulai tampak dari ufuk barat
beririgan mendatangi tangisan ini
senyuman mentari sudah pupus
ditelan awan kelabu pagi tadi
cahaya suci dari tatapan matamu
memudar dengan rintihan embun
burung-burung bersembunyi di pohon
takut melihat kesedihanmu
aku usap pipi lembut milikmu
namun semua sudah tak berarti lagi
karena cinta sudah pergi
tangan ini sudah tak berarti
menjadi berdebu dimakan zaman
bermahkotakan kesedihan
Aku pulang kepangkuan-Mu
Di saat detik-detik hembusan nafas ini
Aku hanya berdoa kepada-Mu
Aku hanya meminta, bersujud menyembahmu
Ya Allah Ya Tuhanku
Silahkan kau ambil nyawa hambamu yang penuh dosa
Silahkan kau minta kembali diriku ini
Namun, ku mohon Ya Allah
Ambillah nyawaku ini di saat aku berada di dekat kedua orangtuaku
Jemputlah aku di saat aku berada di samping mereka
Aku tidak mau selama hidup dan matiku hanya menyusahkan Ibu
Aku tidak mau selama hidupku selalu membuat Ibuku menangis
Aku tidak mau selama hidupku selalu membuat Ayah jauh dari keluarga
Hanya karena ingin membuatku menjadi orang yang berguna
Hanya karena ingin membuatku menjadi kebanggaan keluarga
Ibu, Ayah,
Maafkan anakmu yang selalu menyusahkan kaliyan
Yang tidak pernah membuat kaliyan bangga
Aku belum bisa memberikan hadiah kecil untuk kaliyan
Aku belum bisamemberikan senyuman diwajah kaliyan di depanku
Maafkan anakmu ini
Ya Allah, jika kau mengambil nyawaku, maka hamba mohon
Pertemukan hamba dengan semua orang yang menyayangiku